Teknologi pengelasan basah bawah air (Underwater Welding) adalah
pengelasan yang dilakukan di bawah air, umumnya laut. sering sekali digunakan untuk memperbaiki
kerusakan yang terjadi pada badan kapal dan perbaikan struktur kapal,
konstruksi pipa air, konstruksi pipa minyak dan gas, konstruksi jembatan di
atas air maupun konstruksi rig atau pengeboran lepas pantai, bangunan lepas
pantai serta konstruksi lainnya yang terendam air.
Pada
pelaksanaannya, pengelasan di permukaan air masih merupakan prioritas utama
sedangkan pengelasan ( LAS ) bawah air adalah alternatif lain yang dipilih bilamana
tidak memungkinkan untuk dikerjakan di permukaan air. Ada beberapa keuntungan
yang didapat dari teknik las dalam air ini, diantaranya adalah biaya yang relatif
lebih murah dan persiapan yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding dengan
teknik yang lain.
Kendala pada Underwater Welding
- Class, baik DNV atau LR belum menerima teknik ini untuk perbaikan yang sifatnya permanen. Terdapat weld defects yang hampir selalu menyertai (porosity, lack of fusion, cracking) yang memberatkan teknik pengelasan ini untuk tujuan-tujuan perbaikan permanen. Pada perbaikan elemen yang dapat dikatakan kurang penting, class sudah bisa menerimanya sebagai permanen bersyarat yaitu bisa dianggap sebagai permanen asal dalam inspeksi mendatang tidak ditemukan penurunan yang signifikan dari kualitas pengelasan.
- Mengacu pada AWS D3.6:1999
yaitu Specification for underwater welding, hasil terbaik yang bisa
diperoleh dari teknik ini adalah baru Class B. Hasil seperti ini hanya
bisa diterima kalau tujuan pengelasan hanya untuk aplikasi yang kurang
penting/kritis dimana ductility yang lebih rendah, porosity
yang lebih banyak, discontinuities yang relatif lebih banyak masih
bisa diterima. Kalaupun pengelasan ini dipakai biasanya hanya
diaplikasikan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya ‘fit for
purpose’ saja. - Tingginya resiko hydrogen cracking di area HAZ terutama untuk material yang mempunyai kadar karbon equivalent lebih tinggi dari 0.4%. Terutama di Laut Utara, struktur lepas pantainya biasa menggunakan material ini.
- Berdasarkan pengalaman yang ada di industri, teknik pengelasan ini hanya dilakukan sampai kedalam yang tidak lebih dari 30 meter.
- Kinerja proses shieldedmetal arc (SMA) dari elektroda ferritic memburuk dengan bertambahnya kedalam. Produsen elektroda komersial juga membatasai penggunaannya sampai kedalaman 100 meter saja.
- Sifat hasil pengelasan juga memburuk dengan bertambahnya kedalaman, teruatama ductility dan toughness (charpy impact).
- Karena kontak langsung dengan air, maka air di sekitar area pengelasan menjadi mendidih dan terionisasi menjadi gas oksigen dan hidrogen. Sebagian gas ini melebur ke area HAZ tapi sebagian besar lainnya akan mengalir ke udara. Bila aliran ini tertahan, maka akan terjadi resiko ledakan yang biasanya membahayakan penyelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar